Koper Kita, Saksi Abadi: Jejak Perjalanan SOC 47 (2024) di Tanah Suci.
Home/Inspirasi & Kisah / Refleksi Hidup / Koper Kita, Saksi Abadi: Jejak Perjalanan SOC 47 (2024) di Tanah Suci.
Koper Kita, Saksi Abadi: Jejak Perjalanan SOC 47 (2024) di Tanah Suci.

Sahabat-sahabat seperjuangan Kloter SOC 47 tahun 2024 yang dirahmati Allah,

Lihatlah deretan koper ini. Mungkin kini ia tersimpan rapi di sudut rumah, sedikit berdebu, namun sarat akan cerita. Setiap stiker yang menempel, setiap goresan kecil di permukaannya, adalah saksi bisu perjalanan agung kita di tahun 2024 lalu. Selama kurang lebih empat puluh hari, koper-koper inilah yang setia menemani, membawa bekal duniawi kita seraya kita merajut bekal ukhrawi.

Masih ingatkah getaran hati saat pertama kali kita menatanya? Harap-harap cemas, doa yang tak putus, dan semangat membara untuk menjadi tamu-Nya. Koper-koper ini menjadi penanda awal kebersamaan kita, Kloter SOC 47. Dari embarkasi Solo, terbang melintasi benua, hingga akhirnya mendarat di tanah haram.

Di Makkah Al-Mukarramah, mereka menjadi bagian dari riuh rendah kamar hotel kita, berbagi ruang dengan sajadah dan Al-Quran. Mereka menunggu dengan sabar saat kita bergegas menuju Masjidil Haram, mengejar shaf terdepan, merasakan syahdunya thawaf di lautan manusia, dan berlari kecil mengenang Bunda Hajar dalam Sa'i. Koper-koper ini mendengar tawa kita, juga mungkin isak tangis haru dan doa-doa lirih yang kita panjatkan di malam-malam sunyi. Dinamika batin kita, antara rindu keluarga dan fokus ibadah, antara lelah fisik dan semangat spiritual, semua terekam dalam diamnya.

Lalu tibalah puncak haji, Armuzna. Saat itu, koper-koper kesayangan ini dengan penuh kesabaran menunggu kita di hotel. Kita tinggalkan sejenak kenyamanan itu, hanya dengan bekal seadanya, merajut cerita paling hakiki sebagai hamba. Di Arafah, padang luas tempat terkabulnya doa, kita bersimpuh dalam wukuf, menumpahkan segala pinta dan pengakuan. Di Muzdalifah, beratapkan langit malam, kita mengumpulkan kerikil, simbol perlawanan terhadap godaan. Dan di Mina, di tengah jutaan umat, kita melontar jumrah, berjuang dalam keramaian, merasakan lelah namun juga kepuasan batin yang luar biasa. Ah, betapa banyak kisah, canda, saling bantu, dan ujian kesabaran yang terjalin erat di antara kita, keluarga besar SOC 47, selama hari-hari penuh tantangan itu.

Kembali ke hotel, bertemu lagi dengan koper-koper ini rasanya seperti bertemu kawan lama. Mereka menyambut kita yang mungkin sedikit berbeda, lebih lelah namun insya Allah lebih bersih jiwa. Mereka kemudian menemani kita menuntaskan sisa ibadah, hingga ziarah ke kota Nabi, Madinah Al-Munawwarah, merasakan kedamaian Raudhah dan shalat di Masjid Nabawi.

Kini, setahun hampir berlalu. Kenangan itu mungkin kadang terselip di antara kesibukan dunia. Namun, koper-koper ini, jika bisa bicara, pasti akan mengingatkan kita akan setiap detik kebersamaan, setiap pengorbanan, setiap tetes air mata, dan setiap senyum kebahagiaan yang pernah kita bagi sebagai Kloter SOC 47. Mereka adalah saksi bagaimana kita saling menguatkan, saling mendoakan, dan tumbuh bersama dalam perjalanan spiritual ini.

Teriring doa dan harapan tulus dari lubuk hati terdalam, semoga kita semua yang masih diberikan kesempatan menghirup udara kehidupan ini, senantiasa dianugerahi kesehatan lahir dan batin. Semoga Allah SWT menjaga keikhlasan dalam setiap amal kita, melapangkan hati kita dengan kegembiraan, dan melimpahkan barokah dalam setiap langkah. Semoga ukhuwah SOC 47 ini terus terjalin erat, hingga kita semua dikumpulkan kembali di Jannah-Nya. Aamiin ya Rabbal 'alamin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *